Kamis, 05 November 2009

Kamar Impianku

Selalu menjadi alasan mengapa harus ada warna merah jambu atau yang biasa kita sebut adalah warna pink. “Pokoknya kamarku harus di ubah dengan warna pink TITIK” omel Anne kepada ibunya. Anne selalu mendesak ibunya untuk mengubah kamarnya menjadi lebih berwarna seperti teman-teman sekolahnya. “Tapi kan kamarmu sudah cukup dihiasi warna putih, tidak usahlah kamu menggantikannya” pinta ibu tirinya kepada Anne. Lalu Anne mendobrak pintu kamarnya dengan kesal.

Anne selalu melamun mengharapkan kamarnya itu menjadi warna pink. Mungkin menurut kita itu hal sepele, hanya meminta kamar kita menjadi lebih meriah atau lebih cocoknya NORAK. Entah mengapa Anne tiba-tiba mendadak mendesak ibunya untuk mengubah kamarnya. Di suatu hari Anne berangkat sekolah dengan wajah kesal sambil menggendong tas ranselnya dan membawa tas kecil tempat untuk bekalnya. “Pagi Anne!! Kok wajahmu murung sih?”, ujar Sherly teman dekatnya. Biasanya Anne dikenal sebagai anak yang periang di sekolahnya. “Anne yang manis dan baik hati, cerita donk sama gw, siapa tau gw bs bantu. Ada masalah apa sih?”. Masih saja Anne diam...diam… dan diam. “Anne gitu ya!” ucap Sherly sangking kesalnya karena Anne tidak mau ceritakan masalahnya itu pada temannya. Kemudian Sherly mencoba perlahan pergi dari hadapan temannya itu mengharapkan Anne akan memanggilnya kembali. “Sher..” kata Anne dengan suara kecilnya. “Nah gitu donk dari tadi, ayolah cerita saja”. “Jadi begini, lo tau kan gw suka banget sama warna pink?”. “Iyalah gw tau banget kaleee,terus problemnya apa?”. “Gw pingin baget kamar gw diubah jadi warna pink. Cuma mama nggak boleh ngizinin gw. Makanya gw kesel banget nih..” curhat Anne. “Ya ampuuuuunnnnn….Anneku sayang cuma gara-gara itu lo jadi ngambek gini?? Huhhhhh…gila ya loe. Tapi kan loe juga nggak boleh maksain kehendak mama loe juga kan Ne..!! Udahlah.” “Nggak bisa pokoknya kamarku harus diubah jadi warna pink” teriak Anne.

***

“Eh…Anne. Sudah pulang nak?” tanya mama Anne ketika Anne telah sampai di rumahnya. “DUBRAK” suara bantingan pintu kamar Anne. “Kamu kenapa sih nak?” tanya mama ketika ke depan pintu kamar Anne. “Aku mau ngurung diri aja di sini. Abis mama sudah nggak sayang lagi sama Anne” pinta Anne dengan suara sedih. “Nggak sayang gimana sih nak?”. “Tau ah..” kesal Anne.

***

“Papah pulang!!”, seru ayah Anne ketika pulang dari kantor. “Mah..mana Anne? Biasanya dia ketawa-ketawa kalo papah datang. Pasti ada yang nggak beres deh!”. “Iya nih pah…kemarin Anne cerita sama mama, dia pingin diubah kamarnya jadi warna pink. Cuma mama nggak ngizinin” cerita mamanya. “Kok gitu sih mah…Kita kan tinggal minta tukang cat buat ubah kamar Anne”. “Iya sih pah tapi…”. “Tapi apa? Hmm…kayaknya papah tau deh. Pasti takut uang belanjanya ke potong ya? Ya ampuuun mah…Kalo buat anak kita ya diturutin dong. Secara anak kita itu satu-satunya mah. Kamu nyadar nggak sih? Huhhh.?” Omel papa Anne pada mama. “Pokoknya besok Anne harus udah keluar dari kamarnya. Oya..ngomong-ngomong Anne sudah makan belum?”. “Aduh mama lupa pah”. “Ya sudah biar papah yang kasih makan dia”. Papah Anne yang sangat sayang pada. “Anne…buka pintunya sayang. Kita makan yuk sama papah. Papah sudah masakin makanan kesukaan kamu nih. Udang goreng.”. Akhirnya Anne membukakan pintunya karena dia tahu kalo papahnya pasti akan mengabulkan permintaanya. “Pah…aku mau…” ujar Anne setelah papahnya memotong pembicaran Anne. “Ya…papah tau. Pasti kamu pingin kamarmu jadi warna pink kan?” tebak papahnya. “Iya pah. Papah mau nggak ngabulin permintaan Anne. Anne janji deh akan belajar giat supaya bisa jadi juara kelas” Anne semangat. “Oke papah izinin, tapi ada syaratnya!!”. “Apa pah?”. “Kamu nggak boleh lagi ngurung diri di kamar. Nanti anak papah yang satu ini kurus kering, nanti jadi nggak cantik lagi deh kayak mama dan kamu harus makan masakan papah”. “Yah…Cuma gitu doang. Kecil…”. “Nah gitu dong, kamu harus senyum supaya mama kamu yang ada di surga senang melihat kamu.” pinta papah Anne. Anne sebenarnya sedih mempunyai mama tiri walaupun mama tirinya itu juga baik tapi agak sedikit matre. Tapi bagi Anne tidak ada yang bisa menggantikan mama Anne yang dulu.

Anne mendapat inspirasi untuk mengubah kamarnya menjadi pink adalah dalam sebuah mimpi. Waktu itu Anne memimpikan seorang gadis cantik berpakaian pink dengan mahkota dan sayap putihnya. Anne merasa itu adalah ibunya. “Kamu siapa?” tanya Anne pada gadis itu. “Aku adalah seorang bidadari yang di titipkan untuk menjaga anak lucu sepertimu” ujar bidadari tersebut. “Kamu mau nggak kamar kamu di ubah menjadi warna pink agar kamu selalu mengingatku di kala kamu sedih?”. “Mau sih. Tapi emangnya mama sama papah izinin?”. “Oh…pasti. Karena kamu adalah anak yang baik.”

Dari situlah Anne memaksakan mama dan papahnya untuk mengubah kamarnya agar dapat selalu mengingat bidadari yang ada dalam mimpinya itu.

By : Yosepina Marbun

Tidak ada komentar: